Pengertian Pengolahan Bahan Pangan
Setengah Jadi
Pengolahan
bahan pangan adalah suatu kegiatan merubah bahan mentah menjadi bahan setengah
siap saji. Bahan mentah pasca panen yang dibiarkan dalam waktu yang lama akan
mengalami kerusakan akibat pengaruh-pengaruh fisiologik, mekanik, fisik,
kimiawi, parasitik atau mikrobiologik. Perubahan-perubahan tersebut ada yang
menguntungkan, ada pula yang merugikan. Karena itu diperlukan suatu kegiatan
pengolahan bahan pangan yang bisa memastikan agar bahan pangan tersebut dapat
digunakan seefisien mungkin. Dan segala sesuatu yeng menyangkut perlakuan yang
terjadi dalam rangkah mengolah bahan pangan dikenal dengan istilah Teknologi
makanan.
Salah satu
produk olahan dari daging adalah chicken nugget. Chicken nugget merupakan salah satu produk
olahan makanan setengah jadi terbuat dari gilingan daging ayam dengan campuran
bumbu-bumbu.
Tujuan Pengolahan Bahan Pangan
Setengah Jadi
Tujuan
Pengolahan bahan pangan setengah jadi adalah untuk meningkatkan kualitas dan
memperpajang masa simpan bahan pangan. Pengolahan bahan pangan identik dengan
proses pengawetan. Baik pengawetan secara kimia, fisik ataupun
mikrobiologi. Dalam pengolahan bahan pangan, perubahan-perubahan yang
terjadi pada bahan pangan yang bersifat menguntungkan dengan sengaja diadakan,
digiatkan, dibantu, dipercepat dan diatur. Sedangkan perubahan-perubahan yang
bersifat merugikan dihambat, dicegah, dihindarkan dan di hentikan.
Dasar-dasar Pengolahan Bahan Pangan
Setengah Jadi
Menurut Tati (1998) nugget adalah daging yang dicincang, kemudian diberi
bumbu-bumbu (bawang putih, garam, bumbu penyedap, dan merica), dicetak dalam
suatu wadah dan dikukus. Selanjutnya, adonan didinginkan dan
dipotong-potong atau dicetak dalam bentuk yang lebih kecil, kemudian dicelupkan
dalam putih telur dan digulingkan ke dalam tepung panir sebelum digoreng.
Nugget memiliki rasa yang lebih gurih dari pada daging utuh.
Badan Standarisasi Nasional (BSN) (2002) pada SNI. 01-6638-2002 mendefinisikan
nugget ayam sebagai produk olahan ayam yang dicetak, dimasak, dibuat dari
campuran daging ayam giling yang diberi bahan pelapis dengan atau tanpa
penambahan bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan.
Menurut persyaratan nugget ayam, kadar air maksimal 60%, kadar protein minimal
12%, kadar lemak maksimal 20%, kadar karbohidrat maksimal 25%, aroma normal,
rasa normal, tekstur normal. Nugget dibuat dari daging (65%) dengan
penambahan pati (10 %), bahan pengisi seperti roti tawar, susu (15%) dan
bumbu-bumbu seperti garam, bawang bombay, bawang putih, merica (10%). Menurut
Hui (1991) penambahan pati atau tapioka berfungsi sebagai pengisi dan pembentuk
serta berperan mengurangi biaya produksi. Bahan pengisi yang umum digunakan
pada pembuatan nugget adalah tepung dan roti.
Bahan pengisi merupakan sumber pati. Bahan pengisi ditambahkan dalam produk
restrukturisasi untuk menambah bobot produk dengan mensubstitusi sebagian
daging sehingga biaya dapat ditekan. Fungsi lain dari bahan pengisi adalah
membantu meningkatkan volume produk.
Tapioka adalah pati dari singkong, kandungan amilopektinnya tinggi, tidak mudah
menggumpal, daya lekatnya tinggi, tidak mudah pecah atau rusak, suhu
gelatinisasi yang relatif rendah. Menurut Hui (1991) suhu geletanisasi tapioka
berkisar 52-64º C. Gelatinisasi merupakan proses pengembangan granula
pati akibat dari pemanasan yang terjadi pada proses pembuatan nugget dimana
pemanasan dilakukan pada suhu sekitar 95º C selama 50 menit.
Bahan pengikat memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dan dapat
meningkatkan emulsifikasi lemak dibandingkan dengan bahan pengisi. Bahan
pengikat dalam adonan emulsi dapat berfungsi sebagai bahan pengemulsi. Bahan
pengikat juga berfungsi mengurangi penyusutan pada waktu pengolahan dan
meningkatkan daya ikat air. Protein dalam bentuk tepung dipercaya dapat
memberikan sumbangan terhadap sifat pengikatan. Pengikat terdiri menurut
asalnya bahan dari bahan pengikat yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Bahan
pengikat hewani antara lain susu bubuk skim dan tepung ikan.
Bumbu-bumbu adalah bahan yang sengaja ditambahkan dan berguna untuk
meningkatkan konsistensi, nilai gizi, cita rasa, mengendalikan keasaman dan
kebasaan, memantapkan bentuk dan rupa produk (Winarno et al. 1980).
Pembuatan nugget memerlukan bahan pembantu yaitu garam, gula, bawang putih dan
merica (Aswar, 1995). Garam merupakan komponen bahan makanan yang ditambahkan
dan digunakan sebagai penegas cita rasa dan bahan pengawet. Penggunaan garam
tidak boleh terlalu banyak karena akan menyebabkan terjadinya penggumpalan
(salting out) dan rasa produk menjadi asin. Garam biasanya terdapat secara
alamiah dalam makanan atau ditambahkan pada waktu pengolahan dan penyajian
makanan. Makanan yang mengandung kurang dari 0,3% garam akan terasa hambar dan
tidak disukai (Winarno dan Fardiaz, 1973). Konsentrasi garam yang ditambahkan
biasanya berkisar 2 sampai 3% dari berat daging yang digunakan (Aswar, 1995).
Pemakaian gula dan bumbu dapat memperbaiki rasa dan aroma produk yang
dihasilkan. Pemberian gula dapat mempengaruhi aroma dan tekstur daging serta
mampu menetralisir garam yang berlebihan (Buckle et al. 1987). Bawang putih
(Allium sativum L.) berfungsi sebagai penambah aroma serta untuk meningkatkan
cita rasa produk. Bawang putih merupakan bahan alami yang ditambahkan ke dalam
bahan makanan guna meningkatkan selera makan serta untuk meningkatkan daya awet
bahan makanan. Bau yang khas dari bawang putih berasal dari minyak volatil yang
mengandung komponen sulfur (Palungkun dan Budiarti, 1992).
Merica atau lada (Paperningrum) termasuk divisi Spermathophyta yang sering ditambahkan dalam bahan pangan. Tujuan penambahan merica adalah sebagai penyedap masakan dan memperpanjang daya awet makanan. Lada sangat digemari karena memiliki dua sifat penting yaitu rasa pedas dan aroma khas. Rasa pedas merica disebabkan oleh adanya zat piperin dan piperanin, serta chavicia yang merupakan persenyawaan dari piperin dengan alkaloida (Rismunandar, 1993).
Merica atau lada (Paperningrum) termasuk divisi Spermathophyta yang sering ditambahkan dalam bahan pangan. Tujuan penambahan merica adalah sebagai penyedap masakan dan memperpanjang daya awet makanan. Lada sangat digemari karena memiliki dua sifat penting yaitu rasa pedas dan aroma khas. Rasa pedas merica disebabkan oleh adanya zat piperin dan piperanin, serta chavicia yang merupakan persenyawaan dari piperin dengan alkaloida (Rismunandar, 1993).
Pengukusan adalah proses pemanasan yang sering diterapkan pada sistem jaringan
sebelum pembekuan, pengeringan ataupun pengalengan. Pengukusan berfungsi untuk
menginaktifkan enzim yang akan menyebabkan perubahan warna, cita rasa atau
nilai gizi yang tidak dikehendaki selama penyimpanan. Tujuan utama pengukusan
adalah mengurangi kadar air dalam bahan baku sehingga tekstur bahan menjadi
kompak (Harris dan Karmas, 1989). Pengukusan dapat menyebabkan terjadinya
pengembangan granulagranula pati yang biasa disebut gelatinisasi. Gelatinisasi
merupakan peristiwa pengembangan granula pati sehingga granula tersebut tidak
dapat kembali seperti keadaan semula (Winarno, 1997). Mekanisasi gelatinisasi,
diawali oleh granula pati akan menyerap air yang akan memecah kristal amilosa
dan akan memutuskan ikatan-ikatan struktur heliks dari molekul tersebut.
Penambahan air dan pemanasan akan menyebabkan amilosa berdifusi keluar granula, sehingga granula tersebut hanya mengandung sebagian amilopektin dan akan pecah membentuk suatu matriks dengan amilosa yang disebut gel (Winarno, 1997).
Pembuatan nugget mencakup lima tahap, yaitu penggilingan yang disertai oleh pencampuran bumbu, es dan bahan tambahan, pencetakan, pelapisan perekat tepung dan pelumuran tepung roti, pengukusan dan pembekuan (Aswar, 1995).
Tanoto (1994) menyatakan bahwa penggilingan daging sebaiknya diusahakan pada suhu di bawah 15oC, yaitu dengan menambahkan es pada saat penggilingan daging. Pada saat digiling sebaiknya dicampur dengan garam untuk mengekstrak aktomiosin sehingga akan terbentuk produk dengan stabilitas emulsi yang baik. Air yang ditambahkan kedalam adonan nugget pada waktu penggilingan daging adalah dalam bentuk serpihan es. Penambahan air bertujuan untuk melarutkan garam dan mendistribusikannya secara merata ke seluruh bagian massa daging, memudahkan ekstraksi serabut otot, membantu pembentukan emulsi dan mempertahankan suhu daging agar tetap rendah selama penggilingan.
Penambahan air dan pemanasan akan menyebabkan amilosa berdifusi keluar granula, sehingga granula tersebut hanya mengandung sebagian amilopektin dan akan pecah membentuk suatu matriks dengan amilosa yang disebut gel (Winarno, 1997).
Pembuatan nugget mencakup lima tahap, yaitu penggilingan yang disertai oleh pencampuran bumbu, es dan bahan tambahan, pencetakan, pelapisan perekat tepung dan pelumuran tepung roti, pengukusan dan pembekuan (Aswar, 1995).
Tanoto (1994) menyatakan bahwa penggilingan daging sebaiknya diusahakan pada suhu di bawah 15oC, yaitu dengan menambahkan es pada saat penggilingan daging. Pada saat digiling sebaiknya dicampur dengan garam untuk mengekstrak aktomiosin sehingga akan terbentuk produk dengan stabilitas emulsi yang baik. Air yang ditambahkan kedalam adonan nugget pada waktu penggilingan daging adalah dalam bentuk serpihan es. Penambahan air bertujuan untuk melarutkan garam dan mendistribusikannya secara merata ke seluruh bagian massa daging, memudahkan ekstraksi serabut otot, membantu pembentukan emulsi dan mempertahankan suhu daging agar tetap rendah selama penggilingan.
Penggorengan merupakan proses termal yang umum dilakukan orang dengan
menggunakan minyak atau lemak pangan. Bahan pangan yang digoreng mempunyai
permukaan luar berwarna coklat keemasan. Warna yang muncul disebabkan karena
reaksi pencoklatan (Maillard) (Ketaren, 1986). Reaksi Maillard terjadi antara
protein, asam amino, dan amin dengan gula, aldehida dan keton, yang merupakan
penyebab terjadinya pencoklatan selama pemanasan atau penyimpanan dalam waktu
yang lama pada bahan pangan berprotein. Mekanisme reaksi pencoklatan ini
diawali dengan adanya reaksi antara gugus karbonil dari gula pereduksi dengan
gugus amino bebas dari protein atau asam amino dengan adanya pemanasan akan
menghasilkanpigrnen-pigmen melanoidin yang berwarna coklat (Harrell dan
Carpenter, 1977).
Berdasarkan bahan baku utama yang digunakan, yaitu daging ayam tanpa kulit, kandungan utama nugget ayam sudah dapat dipastikan berupa protein. Oleh karena proses pembuatan nugget melibatkan proses penggorengan, kandungan lain yang cukup berarti dari nugget adalah lemak. Walaupun komposisi gizi nugget yang ada di pasaran sangat beragam, total energi yang diperoleh dari satu ukuran saji nugget ayam dengan berat 140 gram adalah 307 kkal. Sumbangan energi terbesar berasal dari protein, yaitu mencapai 60 persen, disusul lemak sebanyak 38 persen dan karbohidrat sebanyak 2% (Angga, 2009).
Berdasarkan bahan baku utama yang digunakan, yaitu daging ayam tanpa kulit, kandungan utama nugget ayam sudah dapat dipastikan berupa protein. Oleh karena proses pembuatan nugget melibatkan proses penggorengan, kandungan lain yang cukup berarti dari nugget adalah lemak. Walaupun komposisi gizi nugget yang ada di pasaran sangat beragam, total energi yang diperoleh dari satu ukuran saji nugget ayam dengan berat 140 gram adalah 307 kkal. Sumbangan energi terbesar berasal dari protein, yaitu mencapai 60 persen, disusul lemak sebanyak 38 persen dan karbohidrat sebanyak 2% (Angga, 2009).
Kesimpulan
Pengolahan bahan pangan adalah suatu
kegiatan merubah bahan mentah menjadi bahan setengah siap saji. Daging
merupakan salah satu bahan pangan yang dapat diolah menjadi bahan pangan
setengah jadi. Daging cenderung lebih cepat membusuk karena memiliki kandungan
asam amino lengkap dimana perkembangan mikroorganisme berlangsung sempurna pada
tempat ini. Untuk itu perlu adanya pengetahuan dan pemahaman mengenai
cara mengolah berbagai hasil ternak seperti daging menjadi produk olahan yang
lebih menarik seperti chicken nugget, yang bertujuan untuk meningkatkan
kualitas dan memperpajang masa simpan bahan pangan sehinngga dapat memenuhi
kebutuhan manusia.
2@gung wintara
BalasHapus2@gung wintara
BalasHapus